Shutterstock/YUMIK Boneka Daruma warna pink dan emas.Arti warna Daruma
Boneka Daruma warna pink dan emas.
Boneka Daruma tradisional berwarna merah cerah, yang melambangkan keberuntungan dan rezeki. Namun sekarang ini, Daruma dapat ditemukan dalam berbagai macam warna.
Berikut ini arti warna Daruma.
Baca juga: Sejarah Shogun Jepang
Boneka Daruma mulai marak digunakan sebagai simbol keberuntungan pada abad ke-19, tepatnya ketika Jepang bangkit dari keterpurukannya menjadi negara industri.
Di zaman sekarang, boneka Daruma umumnya dibeli pada saat tahun baru, baik untuk kepentingan pribadi maupun bisnis.
Daruma ditaruh di rumah dengan harapan penghuninya akan bahagia selama setahun penuh.
Boneka Daruma juga mudah ditemukan di berbagai perusahaan, kantor publik, rumah sakit, dan pusat perbelanjaan, dengan harapan dapat terpenuhinya harapan dan bisnis yang makmur.
TRIBUNTRAVEL.COM - Ada banyak souvenir unik yang bisa kamu bawa pulang saat liburan dari Jepang.
Satu di antaranya adalah boneka Daruma.
Daruma adalah boneka yang diyakini sebagai pembawa keberuntungan di Jepang.
Secara tradisional, warna Daruma dominan merah dan bentuk tradisionalnya terinspirasi dari seorang biarawan Budha, Bodhidharma yang mendirikan ajaran Zen.
Diperkirakan, Bodhidharma hidup pada abad ke-5 hingga ke-6 Masehi.
Menurut legenda, Bodhidharma bermeditasi selama sembilan tahun dengan mata terbuka dan menatap dinding terus menerus.
Keteguhannya untuk mencapai pencerahan sangat kuat, sampai-sampai kaki, tangan, dan tubuhnya merosot dan menghilang/lumpuh.
Inilah mengapa bentuk Daruma juga bundar, tanpa tangan maupun kaki.
Namun, semangatnya yang tak gentar tetap ada.
Warna Daruma kebanyakan adalah merah, karena Bodhidharma diyakini mengenakan jubah berwarna merah.
TRIBUNNEWS.COM - Ada banyak souvenir unik yang bisa kamu bawa pulang saat liburan dari Jepang.
Satu di antaranya adalah boneka Daruma.
Daruma adalah boneka yang diyakini sebagai pembawa keberuntungan di Jepang.
Secara tradisional, warna Daruma dominan merah dan bentuk tradisionalnya terinspirasi dari seorang biarawan Budha, Bodhidharma yang mendirikan ajaran Zen.
Diperkirakan, Bodhidharma hidup pada abad ke-5 hingga ke-6 Masehi.
Menurut legenda, Bodhidharma bermeditasi selama sembilan tahun dengan mata terbuka dan menatap dinding terus menerus.
Keteguhannya untuk mencapai pencerahan sangat kuat, sampai-sampai kaki, tangan, dan tubuhnya merosot dan menghilang/lumpuh.
Inilah mengapa bentuk Daruma juga bundar, tanpa tangan maupun kaki.
Namun, semangatnya yang tak gentar tetap ada.
Warna Daruma kebanyakan adalah merah, karena Bodhidharma diyakini mengenakan jubah berwarna merah.
HALAMAN SELANJUTNYA >>>>
Mata hitam sebagai simbol harapan
Biasanya boneka Daruma dijual dengan kedua belah mata masih dalam keadaan kosong atau belum diberi warna.
Boneka daruma adalah sebuah boneka tanpa tangan dan kaki yang apabila dijatuhkan maka akan bangkit lagi. Ketika penulis membaca mengenai buku berjudul “Daruma, The Founder of Zen in Japanese Art and Popular Cultureâ€, penulis tertarik untuk mengetahui hubungan antara posisi meditasi biksu agama Buddha bernama Bodai Daruma dengan boneka daruma. Demi mencapai satori atau pencerahan, biksu tersebut bermeditasi kehilangan fungsi tangan dan kakinya. Boneka daruma dikenal sebagai simbol keteguhan. Selain itu, boneka daruma digunakan sebagai jimat keberuntungan dalam dunia politik seperti pada pemilihan calon anggota DPR/MPR/DPRD dan bidang pendidikan bagi siswa yang akan mengikuti ujian kelulusan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai-nilai kearifan masyarakat Jepang yang terdapat pada boneka daruma. Boneka daruma masih digunakan sebagai jimat keberuntungan dalam masyarakat Jepang. Dengan banyaknya perkembangan dalam bidang teknologi dan pengetahuan, masyarakat Jepang masih mempercayai pada hal yang bersifat gaib seperti penggunaan jimat keberuntungan. Hal ini mendasari penulis untuk meneliti mengenai apa nilai-nilai kearifan yang terdapat boneka daruma, sehingga masyarakat Jepang masih menggunakan sebagai jimat keberuntungan. Penelitian ini merupakan penelitian dalam bidang budaya. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan deskripsi analisis. Berbagai data yang berasal dari buku maupun sumber lain dikumpulkan dan diseleksi berdasarkan keterkaitan dengan tema, kemudian disajikan dalam bentuk paragraf. Bab satu penelitian ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan. Bab dua menjabarkan mengenai karakter boneka daruma secara umum dan sejarah boneka daruma dari negeri Tiongkok sampai ke Jepang. Sedangkan bab tiga merupakan analisis nilai-nilai kearifan boneka daruma dilihat dari kemiripannya dengan posisisi meditasi biksu Daruma dan bab empat berisi kesimpulan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, terdapat empat nilai kearifan yang terdapat pada boneka daruma dalam membentuk karakter bangsa Jepang. Pertama nilai-nilai kearifan tersebut dapat dilihat dari boneka daruma yang tidak memiliki tangan dan kaki. Kedua, nilai-nilai kearifan dilihat dari boneka daruma yang berbentuk bulat sehingga apabila dijatuhkan akan bangun kembali. Ketiga nilai-nilai kearifan masyarakat Jepang dapat dilihat dari boneka daruma tidak memiliki kelopak mata. Keempat hidung dan alis boneka daruma terdapat lambang kura-kura dan burung bangau yang merupakan makna panjang umur dan kebahagiaan.
As reading about a book called "Daruma, the founder of Zen in Japanese Art and Popular Culture", the author is interested to know the relationship between the position of meditation Buddhist priest named Daruma Bodai. To achieve satori or enlightenment, the priest was meditating until he lost the use of his hands and feet. Daruma puppet is known as a symbol of constancy. In addition, daruma puppet is used as a lucky charm in the political world as in the selection of candidates for members of parliament (or we know in Indonesia as DPR / MPR / DPRD) and in the educational field such as for students who will follow the graduation exam. The author would like to find out about the values of Japanese society wisdom contained in daruma puppet. This study uses literature analysis description. Various data derived from books and other sources gathered and selected based on the relevance to the theme, then presented in paragraph form. In Chapter 1, the author presents the background of the problem, formulation of the problem, research objectives, the theoretical basis, systematic literature reviews and writing. Chapter 2 describes the puppet characteristics in general and its history from China to Japan. Chapter 3 contains an analysis of the wisdom values of daruma puppet visualised from its resemblance to the Daruma priest. Chapter 4 ends this thesis with conclusion. Based on the analysis that has been done, there are four values of wisdom contained in daruma puppet in shaping the character of the Japanese people. Wisdom values can be seen from daruma puppet that do not have hands and feet, its round shape that makes it arise when being toppled, and its eyelids-less and eyebrow and nose that reflects the longevity and happiness.
Kata Kunci : Boneka daruma, nilai-nilai kearifan, karakter bangsa Jepang
KOMPAS.com - Boneka Daruma merupakan salah satu hasil kerajinan tangan tradisional yang populer di Jepang.
Oleh masyarakat Jepang, boneka Daruma diyakini sebagai simbol keberuntungan dan pembawa nasib baik.
Boneka ini terbuat dari bubur kertas dengan ciri khas warna merah menyala dan berbentuk bulat, tanpa anggota tubuh seperti tangan maupun kaki.
Bagian dasar Daruma diberi pemberat, agar boneka ini tetap berdiri meskipun terjatuh.
Arti Daruma dalam bahasa Jepang adalah Bodhidharma, yakni seorang biksu terkenal dari India yang melakukan perjalanan ke Asia Timur untuk mengajarkan agama Buddha dan dikenal sebagai pendiri Buddha Zen.
Orang yang membeli boneka Daruma pada umumnya memiliki harapan atas sesuatu, dan ingin permohonannya dikabulkan.
Penamaan dan bentuk Daruma memiliki makna atau filosofi yang dalam.
Berikut ini filosofi boneka Daruma.
Baca juga: Matryoshka, Boneka Kayu Ikon Rusia
Talky Tina di The Twilight Zone)
Boneka Talky Tina dalam film The Twilight Zone
"Nama saya Talky Tina, dan saya akan membunuhmu," itulah kata-kata yang mengguncang penonton selama episode 60 detik
berjudul "Boneka Hidup".
Dalam episode tersebut, seorang gadis kecil bernama Christi menerima boneka dari ibunya, Annabelle, tetapi boneka itu tidak cukup bersinar untuk ayah tiri gadis itu.
Merasakan ketidaksukaan darinya, boneka itu mulai memunculkan frasa ancamannya sendiri.
Ancaman kemudian berubah menjadi tindakan. Di akhir film, pernyataan gadis kecil itu divalidasi oleh Christi.
“Tina (benar-benar) melakukan (melakukan) segalanya,” seperti yang dikatakan acara tersebut, termasuk pembunuhan.
STX Entertainment Boneka Brahms di film The BoyThe Boy juga memiliki boneka yan dianggap menyeramkan. Bramhs, nama boneka itu, memiliki seorang perawat khusus.
Boneka Brahms di film The Boy
Perawat bernama Greta itu harus mengikuti sederet peraturan yang ketat dalam merawat boneka berbaju necis itu.
Slappy di serial Goosebumps
Anak-anak tahun 1990-an pasti tidak lupa dengan Slappy yang muncul di film seri horor Goosebumps.
Film seri itu merupakan adaptasi dari novel karya RL Stine.
Kuil Katsuo-ji (Osaka)
Terletak di pegunungan di utara Osaka, Kuil Katsuo-ji didirikan pada tahun 727 pada zaman Nara. Sejarah panjangnya yang luar biasa dapat Anda rasakan ketika berjalan melewati halaman kuno kuil. Meskipun Daruma diperkenalkan jauh kemudian dalam sejarah kuil, Katsuo-ji telah dikenal sejak awal sebagai tempat untuk menerima keberuntungan kemenangan, sesuai karakter kanji 勝 (kemenangan) pada namanya. Selama bertahun-tahun, banyak tokoh penting, termasuk jenderal militer samurai, mengunjungi kuil ini untuk berdoa memohon kemenangan dalam pertempuran dan hal lainnya.
Setelah Daruma diciptakan, boneka itu akhirnya menjadi salah satu simbol kuil yang melambangkan kemenangan atas perjuangan seseorang untuk mencapai tujuan. Kini, Anda dapat menemukan boneka-boneka Daruma yang berdesakan di setiap sudut kuil, menciptakan tempat berfoto yang indah.
Bentuk bulat, simbol semangat dan pantang menyerah
Boneka Daruma melambangkan meditasi Bodhidharma dan bentuknya yang bulat juga menunjukkan keuletan atau pantang menyerah.
Meski boneka Daruma baru diciptakan di Jepang pada abad ke-18, asal-usul Daruma berkaitan dengan perjalanan Bodhidharma.
Menurut legenda, Bodhidharma mendapat pencerahan setelah bertapa menghadap dinding selama sembilan tahun.
Konon, ketika menjalani ritual itu, Bodhidharma kehilangan anggota tubuhnya, dan dari peristiwa itulah boneka Daruma dibuat dalam bentuk tanpa anggota tubuh.
Desain Daruma, yang dibuat khusus agar tetap berdiri atau bangun kembali meskipun terjatuh, menggambarkan kegigihan atau keuletan Bodhidharma.
Karakter Daruma itu serupa halnya dengan pepatah Jepang yang berbunyi, "Nana korobi nana yaoki" atau "tujuh kali jatuh, delapan kali bangkit".
Baca juga: Sejarah Chanoyu, Upacara Minum Teh di Jepang
Hadiah yang Menghadiahkan Kembali
Jika Anda mengenal seseorang yang sedang berusaha mencapai tujuan, seperti masuk ke sekolah/universitas favorit, lulus ujian, atau hanya sekadar membutuhkan sedikit keberuntungan dalam hidup mereka, boneka Daruma adalah hadiah yang sempurna. Beli untuk Anda sendiri atau berikan Daruma dengan mata kosong kepada orang terdekat Anda dan ceritakanlah kisah serta kekuatan pemberi keberuntungannya untuk motivasi. Semoga suatu hari Anda akan melihat boneka Daruma tersebut memiliki dua bola mata indah.
Gambar Judul: Shutterstock / Dann19L
Jika Anda ingin memberikan komentar pada salah satu artikel kami, memiliki ide untuk pembahasan yang ingin Anda baca, atau memiliki pertanyaan mengenai Jepang, hubungi kami di Facebook!
The information in this article is accurate at the time of publication.
JAKARTA, KOMPAS.com - Film horor Jepang seringkali memberikan tayangan tentang dunia supranatural yang penuh ketegangan yang dibalut dengan nilai budaya lokal di Jepang.
Suasana horor juga kerap ditampilkan melalui sosok boneka yang menyeramkan melalui aksi teror yang menakutkan.
Berikut tiga rekomendasi film horor Jepang bertema boneka yang dapat buat Anda merinding:
Baca juga: Sinopsis Re: Mind, Serial Misteri Thriller Jepang, Tayang di Netflix
Film bertema survival game ini mengisahkan siswa sekolah berama Shun dan teman sekelasnya yang harus melakukan permainan anak-anak mematikan.
Seorang siswa yang gemar main video game sadis, Shun berusaha memenangkan permainan dan menghadapi boneka Daruma yang kejam.
Setiap peserta permainan yang kalah atau melanggar peraturan akan menghadapi kematian.
Baca juga: Sinopsis Sweet Teeth, Ketika Dokter Gigi Menjalin Cinta dengan Pasien
Boneka yang Dibuat Berdasakan Sosok Biksu - Kisah di Balik Daruma
Boneka Daruma terinspirasi dari Bodhidharma, seorang biksu Buddha yang hidup pada abad ke-5 atau ke-6. Kisahnya cukup legendaris, tetapi tidak ada banyak informasi konkret tentangnya. Namun, satu hal yang pasti, Bodhidharma tersebut bukan berasal dari Cina. Ia pindah ke sana dari suatu tempat di barat, kemungkinan Asia tengah atau India. Ia kemudian menghabiskan hidupnya sebagai misionaris ajaran Buddha dan dikabarkan menjadi orang pertama yang membawa agama Buddha ke Cina. Setelah kematian sang Bodhidharma, ajarannya terus menyebar sampai ke Jepang yang kini dikenal dengan Zen Buddhisme.
Boneka Daruma dibuat dari figur Bodhidharma legendaris ini dengan mengambil beberapa ciri khasnya. Ia dikatakan memiliki mata besar dan janggut yang sangat tebal. Keduanya digambarkan secara berlebihan pada boneka Daruma sehingga memberikan tampilan yang khas.
Tubuh tanpa kaki boneka juga dapat dikaitkan dengan kisah legendaris Bodhidharma. Di titik tertentu dalam hidupnya, Bodhidharma konon tinggal di gua selama 9 tahun untuk bermeditasi. Selama itu, ia hanya menatap dinding, menolak berbicara dengan siapa pun atau melakukan apa pun sehingga kakinya berhenti berkembang karena jarang digunakan. Itulah mengapa boneka Daruma tidak mempunyai tubuh bagian bawah, dan menjadi simbol keberuntungan dari tekad dan pencapaian tujuan.
Mata hitam sebagai simbol harapan
Biasanya boneka Daruma dijual dengan kedua belah mata masih dalam keadaan kosong atau belum diberi warna.
Orang Jepang percaya bahwa sebelum seseorang berkomitmen untuk melakukan suatu usaha, ia hanya mendapatkan Daruma dengan kedua mata kosong.
Supaya harapan atau keinginannya terkabul, maka ia akan menggambar atau menghitamkan salah satu sisi mata Daruma dengan spidol atau tinta, sedangkan untuk sisi lainnya dibiarkan saja.
Dengan membiarkan salah satu sisi mata dalam keadaan kosong diharapkan orang tersebut akan menjadi lebih fokus mengejar harapannya atau tekun berusaha.
Ketika harapan tersebut terkabul, ia bisa menghitamkan sisi mata lainnya.
Baca juga: Samurai: Sejarah, Senjata, Kode Etik, dan Pembubaran
Asal-Usul Boneka Daruma
Meskipun Bodhidharma hidup berabad-abad lalu, ia hanya dikenal sebagai tokoh legendaris dalam Zen Buddhisme di Jepang dan bukan yang lain. Inkarnasinya menjadi jimat dan boneka populer adalah penemuan terkini.
Ada beberapa cerita yang menyatakan asal-usul sebenarnya boneka itu, tetapi sebagian besar merujuk ke abad-17 di Takasaki, kota di Prefektur Gunma. Di satu cerita, konon seorang biksu yang mengelola kuil setempat merasa lelah membuat jimat baru dan barang-barang keberuntungan untuk petani di sana setiap tahun, karena di akhir tahun, mereka akan membawa jimat lama dan menghancurkannya di sebuah upacara.
Untuk mengatasi hal ini, sang biksu menciptakan boneka Daruma dalam figur Bodhidharma dan mendesainnya agar bertahan jauh lebih lama dari jimat berukuran kecil. Itu karena boneka Daruma dapat disimpan sampai keinginan seseorang terkabul, setelah itu dihancurkan pada suatu upacara.
Cerita kedua mengatakan bahwa para petani menuntut jimat baru. Entah mereka membuatnya sendiri atau meminta biksu untuk mendesainnya. Di kedua cerita tersebut, popularitas boneka Daruma terus tumbuh selama berabad-abad hingga seperti yang kita kenal sekarang.
Mendukung asal-usulnya, Takasaki masih menyumbang lebih dari 80% produksi Daruma di Jepang.